Buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku maka anda akan melihat dunia. Itu dulu waktu belum ada internet. Sekarang internet adalah jendela dunia. Dengan melalui internet anda akan melihat dunia yang sebenarnya, dan lebih cepat dari membaca buku. Hanya saja masalahnya, tak semua penulis mau memberikan gratis tulisannya di internet. Mau berbagi ilmunya secara gratis. Kalau sudah begitu buku adalah temanku dan internet adalah sahabat informasiku.
Biar internet telah merambah dunia dan keberadaannya diperlukan orang, buku tak akan hilang dimakan jaman. Sebab tak semua informasi dapat diperoleh dengan mudah di internet. Tak semua isi buku ada informasinya di internet. Mungkin kita bisa menemukan beberapa buku dalam dunia internet secara online, tetapi kebanyakan buku yang kita suka justru berada dalam dunia nyata. Kita harus mencari informasinya secara offline. Berusaha membelinya di toko buku dan membacanya sambil menunggu rasakantuk menyerang tubuh.
Ada seorang teman yang sedang mengerjakan penyelesaian tesis malas beli buku dan malas pergi ke toko buku. Baginya cukup mencari informasi saja di internet. Alhasil, dia tak mendapatkan teori secara utuh, sebab tak semua informasi ada dalam dunia maya. Kalau pun ada, hanya sepotong-sepotong dan kita harus kerja bakti merajutnya menjadi informasi yang kita perlukan.
Bagi negara yang sudah maju, buku-buku bagus diberikan cuma-cuma di internet. Para pembaca bisa membacanya secara online. Bakan bisa mengunduhnya secara gratis. Tetapi buat buku-buku di negara kita, rasanya amat sangat jarang diberikan secara cuma-cuma di internet. Termasuk juga kementrian pendidikan nasional, yang katanya memberikan buku gratis secara online. Tapi kenyataannya, masih jauh panggang dari api. Mengunduhnya bisa sambil makan tiga piring dengan akses internet yang lemot. Ups…mohon maaf jadi mengkritik nih!
Seperti misalnya kita memerlukan isi dari kamus besar bahasa Indonesia dari pusat bahasa edisi keempat. Tak semua kata dalam kamus itu ada di dunia maya, oleh karenanya saya selalu mencarinya melalui jalur offline. Membaca kamus itu dan mencarinya secara teliti arti kata-kata yang saya butuhkan. Kebetulan saya punya dan itu saya dapatkan dari pusat perbukuan sebagai hadiah pemenang lomba penulisan naskah buku pengayaan 2009.
Sebenarnya, ingin juga rasanya saya memberikan secara gratis buku yang saya susun di internet. Mempersilahkan banyak orang mengunduhnya atau membaca langsung secara online. Tapi apa daya, saya terikat perjanjian bahwa buku yang menang lomba menjadi hak pusat perbukuan.
Akhirnya, buku adalah temanku dan internet adalah sahabat informasiku. Biasakan membaca buku, dengan membaca buku ada vitamin tambahan untuk menulis. Dari membaca itulah anda akan mendapatkan informasi yang bisa disebarkan ke seluruh dunia melalui internet. Kita pun pada akhirnya dapat saling berbagi informasi.Informasi yang berupa pengetahuan, dan informasi berupa pengalaman.
Mari kampanyekan gerakan membaca buku dan jadikan internet sebagai sahabat yang dapat digunakan untuk saling berkomunikasi dan memberikan informasi. Mungkin kita bisa memulainya dari rumah sehat kompasiana.
salam Blogger persahabatan
Omjay
One thought on “Buku Adalah Temanku dan Internet adalah Sahabat Informasiku”