Pernah baca tulisan teman-teman blogger yang sudah tiada? Bila jawabanmu belum, maka carilah tulisan mereka di dunia maya. Tetapi bila jawabanmu sudah, manfaat apa yang kau dapatkan dari tulisan blogger yang sudah tiada itu? Seperti kisah Bunda Inong yang membuat kita tersentak akan tulisannya yang tetap banyak pengunjungnya walaupun beliau telah tiada.
Berikut rekam jejak seorang blogger untuk Bunda Inong itu di sini.
Setiap manusia pasti akan mengalami mati. Kematian akan kita hadapi seiring dengan bertambahnya usia. Ada yang meninggal dalam usia muda, dan ada pula yang meninggal dalam usia tua. Tergantung kontrak hidup kita dengan Sang Maha Pencipta.
Setiap manusia tidak akan pernah tahu kapan dia akan mati. Hanya orang-orang tertentu saja mungkin yang tahu kapan saatnya akan mati, misalnya orang-orang yang sudah tidak bisa disembuhkan penyakitnya oleh dokter seperti kanker studium IV, dan penyakit mematikan lainnya.
Kalau sudah begiatu, kenapa kita tak segera mempersiapkan diri kita menuju sang maha pemberi dengan cara menulis. Menulis apa yang kita rasakan saat itu dan menularkannya kepada para pembaca tulisannya. Sekecil apapun, tulisan orang yang akan mendekati ajal tentu akan membawa manfaat bagi mereka yang paham dan memiliki rasa empati yang tinggi.
Dengan menjadi blogger, sebenarnya anda tidak pernah mati. Jasad anda boleh saja mati ditelan bumi, tetapi tulisanmu akan tatap abadi. Dibaca oleh mereka yang tertarik oleh tulisanmu memberikan mereka pengetahuan dan pengalaman hidup yang tidak sembarang orang dapat melakukannya.
Menulis untuk hidup. Hidup untuk menulis. Bagi mereka yang tahu bahwa ajal akan menjemput, maka menulis adalah wasiat maha dahsyat yang dituliskannya untuk mereka yang paham akan pentingnya hidup ini dan melakukan instropeksi diri bahwa akan ada hidup sesudah mati.
Salam Blogger Persahabatan
3 thoughts on “Blogger Itu Telah Mati, Tapi Tulisannya Abadi”