Bunga dan Sumpah Pemuda

Bunga Wijaya Kusuma

Bunga Wijaya Kusuma

Katakan cinta dengan bunga. Begitulah orang selalu mengatakan. Bunga melambangkan kasih dan sayang. Ada cinta di dalamnya dan ada sebongkah harapan besar yang saling melengkapi. Bunga memang tak pernah bersuara, kecuali bunga citra lestari, penyanyi cantik yang bersuara merdu.

Bila anda menghadiri acara pernikahan, pasti ada bunga di sana. BIla anda menghadiri acara sidang terbuka doktor atau pengukuhan guru besar ada juga bunga di sana. Bunga menjadi perlambang kebahagiaan. Namun bunga juga perlambang kesedihan, ketika ada saudara kita yang dipanggil olehNya. Banyak bunga terlihat di mana-mana sebagai simbol turut berduka cita dan berbela sungkawa.

Lain halnya dengan 81 tahun yang lalu, ketika para pemuda dan pemudi kita berbunga-bunga menyatakan Sumpah pemuda. Pada tanggal 28 Oktober 1928, mereka berani mengatakan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa kita, Indonesia. Mereka menyebarkan bunga dimana-mana. Menyebarkan keharuman akan lahirnya bangsa besar yang akan merdeka. Bangsa besar yang akan terukir emas dalam sejarah dunia.

Bunga dan sumpah pemuda adalah sesuatu yang menyatu dalam zaman itu. Para pemuda telah berhasil mengharumkan Indonesia yang satu. Bagaikan bunga yang harum semerbak mewangi ketika tercium baunya. Semua orang bersuka cita, semua orang terperanjat dengan gerakan para pemuda itu dan Indonesia bangga dengan kiprah anak bangsa yang sangat heroik itu.

Kini 81 tahun telah terlewati. Sejarah telah mencatat perjalanan bangsa ini. Satu persatu para pemuda itu kini telah dipanggil olehNya. Tetapi nama mereka tetap harum bagaikan bunga yang baru mekar. Jasad mereka boleh habis ditelan bumi, tapi nama mereka tetap harum dan abadi sepanjang masa.

Sumpah pemuda telah mengajarkan kepada bangsa ini arti sebuah persatuan. Persatuan dalam bingkai kasih sayang yang telah berikrar untuk bertanah air yang satu, tanah air Indonesia, Berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Ikrar mereka menggema ke seantero dunia. Ikrar mereka membangunkan para penjajah untuk mengatur startegi ulang agar bisa menguasai Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dengan sesuka hati. Mereka berpikir, dengan strategi “devide et impera”, pecah belah lalu jajahlah, bangsa Indonesia bisa mereka kuasai dengan mudah. Dengan strategi itu bangsa Belanda telah berhasil menjajah Indonesia  350 tahun lamanya.  Sungguh sebuah masa yang panjang dan membuat generasi penerus bangsa ini harus termenung, sudahkah kita benar-benar merdeka? Merdeka dari kekuasaan asing, dan terbebas dari pengaruh kebudayaan mereka?

Bunga dan sumpah pemuda memberikan pelajaran yang berharga pada kita. Bunga disukai dan banyak digunakan oleh berbagai bangsa di dunia ini untuk mengungkapkan rasa cinta. Begitupun dengan lahirnya  sumpah pemuda. banyak orang menyukainya, dan banyak orang berdecak kagum dengan keberanian mereka. Mereka yang berani mati untuk membela yang benar dengan slogan mereka, merdeka atau mati. Mereka tak mau bangsa ini hanya sebagai pengekor bangsa asing. Kita adalah bangsa yang besar, dan sudah terkenal dari jaman Majapahit sampai Sriwijaya.

Kini, generasi penerus bangsa ini berusaha keras agar keharuman bangsa Indonesia tetap terjaga. Mereka yang masih memiliki semangat nasionalis dan tidak egois selalu berpikir dan berbuat untuk kemakmuran bangsa ini. Hidup adalah perbuatan. ketika mereka mampu memberikan pelayanan yang terasakan manfaatnya, maka mereka akan terkenang dan harum namanya tersebar kemana-mana.

Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh pejuang dan pahlawan kemerdekaan yang telah mengharumkan nama bangsa ini. Akankah kita hanya berdiam durja tak mengikuti langkah mereka?

Akhirnya, bunga dan sumpah pemuda telah mengingatkan kepada saya akan pentingnya sebuah nama. Sebuah nama untuk bayi kecil yang lucu. Sebuah nama yang telah diberikan oleh kedua orang tua  saya yang kini telah dipanggil olehNya. Waktu itu, 39 tahun lalu di tengah malam sunyi, telah lahir seorang bayi laki-laki. Kelahiran itu diiringi dengan letupan keras mekarnya bunga wijaya Kusuma yang tumbuh di halaman rumah. Hari itu, tanggal 28 Oktober dimana para pemuda melakukan sumpahnya yang terkenal. Sumpah pemuda. Sumpah yang tercatat dalam sejarah perjalanan panjang bangsa ini.

Bunga dan sumpah pemuda telah terukir dan mewarnai sangat mendalam  dalam memeriahkan kelahiran Omjay ke dunia yang fana ini. Mohon doanya, agar dapat terus berkarya bagi bangsa dan negara.

Salam Blogger Perasahabatan

Omjay

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

8 thoughts on “Bunga dan Sumpah Pemuda

  1. saya setuju dengan anda tapi sekarang banyak pemuda yang lupa akan jasa jasa para pahlawan-pahlawan layaknya kita harus menghargai jasa jasa pahlawan kita dengan cara belajar dengan tekun dan giat agar melanjutkan perlawan jasa pahlawan kita

  2. blog-nya bagus sekali, semoga bisa membuat Indonesia lebih maju dan lebih sejahtera.

    cek blog saya juga: panjangbangetkayakkeretaapi.blogspot.com
    dari ardito ramadhan d 9f absen 8

    salam olahraga

  3. Yolanda Studifiani Putri (9F)

    bagus pak tulisannya, semoga bapak bisa terus berkarya ya pak.

    pak tapi bukannya bunga bisa gugur ya pak? tapi kalau seperti angin kita terus bisa merasakannya karena angin tidak akan pernah habis. jadi kita akan terus bisa mengingat selalu peristiwa sumpah pemuda.

  4. Pemuda-pemuda dulu memang tangguh pak! berani melawan penjajah! pemuda-pemudi itu hebat bisa menjadi seberani itu. mengobarkan semangat dan nyawa untuk merah putih. tapi, bagaimana reaksi mereka melihat indonesia yang mereka perjuangkan sekarang menjadi bangsa yang berbudaya korupsi?

    semoga bunga-bunga itu tetap berkembang untuk menjadi pelajaran kepada bunga-bunga dimasa datang. menjadi seorang yang baik dan mengerti kebutuhan rakyat bukan hanya kebutuhan perut.

    Semangat terus ya, pak! terus berkarya tanpa henti dan jangan sampai patah semangat!

  5. Fitraninda 9E

    bunga tidak akan pernah mekar apabila tidak disirami dan dirawat dengan baik.

    sama seperti pemuda-pemudi Indonesia yang haus akan pendidikan dan rasa cinta terhadap tanah air

Leave a Reply to wijaya kusumah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.