Guru Diarahkan Adakan Penelitian

Sabtu, 10 Oktober 2009 | 03:59 WIB

Jakarta, Kompas – Untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, guru yang sudah memperoleh sertifikasi dan tunjangan guru akan tetap dipantau. Pemantauan termasuk juga pemberikan pelatihan metode pengajaran, materi pengajaran, dan melakukan penelitian.

Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo menilai perlu ada kebijakan yang mendorong guru dan dosen untuk mengembangkan diri dengan melakukan penelitian. ”Pelan-pelan dirumuskan sambil menunggu proses sertifikasi selesai,” kata Bambang Sudibyo seusai meresmikan perluasan perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional, Kamis (8/10).

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi, Jumat (9/10), mengingatkan perlunya pengawasan kinerja guru.

”Peningkatan mutu dan profesionalisme guru tidak boleh berhenti pada program sertifikasi. Kepala sekolah juga bisa memperketat rekomendasi kenaikan pangkat jika kinerja guru tidak maksimal,” katanya.

Perlu dorongan

Rektor Universitas Indonesia Prof Dr Gumilar Rusliwa Somantri mengingatkan komitmen meningkatkan kualitas guru tidak bisa hanya mengandalkan tekad pribadi saja, tetapi juga perlu ada dorongan dari sekolah dan pemerintah.

”Sertifikasi itu tidak cukup hanya tes evaluasi, tetapi tetap harus ada pelatihan rutin sehingga akan terlihat kekuatan dan kelemahan masing-masing,” ujar Gumilar.

Gumilar mengusulkan ada semacam pemberian penghargaan dan sanksi hukuman (reward and punishment) yang jelas terhadap guru. Secara bertahap guru diawasi oleh kepala sekolah dan kepala sekolah diawasi oleh pengawas sekolah.

Senior Consultant Putera Sampoerna School of Education, S Gopinathan, mengatakan, meningkatkan kualitas guru antara lain dengan menciptakan tradisi penelitian. Berbagai persoalan seputar pendidikan tidak kunjung jelas karena minimnya penelitian kependidikan. ”Selama ini sebagian besar tenaga pendidik hanya memusatkan perhatian pada peningkatan kemampuan mengajar saja,” ujarnya.

Padahal tenaga pendidik harus tahu masalah yang dihadapi anak didik. (LUK/ELN)

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

6 thoughts on “Guru Diarahkan Adakan Penelitian

  1. Salam kenal pak.

    Thanks fo sharing sir.

    Disini saya hanya mau menyampaikan kondisi realitas sebenarnya yang kemudian saya hadapkan pada statement :

    “Untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, guru yang sudah memperoleh sertifikasi dan tunjangan guru akan tetap dipantau. Pemantauan termasuk juga pemberian pelatihan metode pengajaran, materi pengajaran, dan melakukan penelitian.”

    Statement itu sangat baik sekali guna meningkatkan kualitas guru dengan memberikan pelatihan metode pengajaran ataupun dengan melakukan penelitian tindakan kelas dan saya sangat nenyetujui hal itu. akan tetapi alangkah baik lagi jika itu diterapkan pada guru-guru yang telah berstatus PN dan guru yang berstatus Bersertifikasi karena kebutuhan ekonomi mereka tercukupi saat ini, dan mohon jangan sampai diterapkan pada guru bantu/honorer baik sekolah swasta/negeri .

    Dan alangkah senangnya jika pelatihan-pelatihan tersebut gratis dan berlaku untuk semua guru baik guru PN, guru bersertifikasi, ataupun guru bantu/ honorer agar dapat dinikmati & dirasakan bersama hasil pelatihan-pelatihan itu karena status kita adalah sama-sama berstatus guru, hanya kesejahteraan perekonomian yang berbeda.

    Meskipun saya lulusan AKTA IV tetapi saya adalah orang yang selalu bersemangat untuk selalu belajar dalam keadaan apapun, setiap kali saya mengajar selalu menggunakan model-model pembelajaran yang berubah-berubah sesuai kondisi/ keadaan siswa beserta waktu yang cukup tersedia, baik STAD, TGT, problem solving dll yang intinya terus berusaha menciptakan suasana Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif sekaligus Menyenangkan untuk saya pribadi selaku guru maupun anak-anak didik saya, yang kemudian sering pula saya menganalisis dan mengevaluasinya.

    intinya, setiap kali mengajar saya selalu merencanakan, menerapkan, menganalisis serta mengevaluasi atas metode & materi yang telah saya implementasikan guna mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam membimbing anak didik saya. berarti saya telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas setiap kali mengajar, hanya saja tidak dituangkan kedalam tinta hitam diatas putih (dibukukan).

    Sebabnya:
    Kebetulan sekali saya adalah T.U salah satu SD Negeri di madiun dan merangkap sebagai guru bantu/honorer salahsatu SMP swasta di madiun yang setiap hari kerjanya terbagi 2 waktu.

    Gaji guru swasta perbulan yang saya terima kurang dari Rp. 200.ooo perbulan (dua ratus ribu rupiah perbulan) tepatnya Rp. 185.000,-. mari kita kakulasi gaji tersebut untuk menuangkan atas apa yang telah saya terapkan dikelas kemudian peraturan-peraturan baru memaksa untuk menuangkannya kedalam kertas sehingga menjadi sebuah buku berupa PTK.

    1. Kertas 1 Rem merk Sinar Dunia 70gram Rp 45.000,-
    2. Tinta untuk printer merk Rainbow Rp. 30.000 ,-
    3. Jika sewa rental komputer untuk ngetik perjam Rp. 2.500 (3 jam saja tidak cukup untuk mengetik sebuah PTK ), belum lagi ngeprintnya dirental yang perlembernya Rp. 500 (bayangkan jika PTK tebalnya 60 lembar, kalikan saja Rp. 500, sudah Rp. 30.000 tidak termasuk lama jam sewa rentalnya). jika beli komputer + printernya berapa juta tuh 😀
    4. Belum lagi Menjilid dan mengcover kemudian menggandakan (silahkan tanyakan harganya ke toko fotocopy).

    Usai itu anda hitung total biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah PTK.

    Akibatnya:
    Naaah gaji Rp. 185.000,- perbulan cukupkah??? Lalu Anak, Istri saya membeli sembako, sabun, perlengkapan mandi dapat uang darimana??? Mau menabung uang darimana jika selalu gaji habis karena hal diatas??? lalu transportasi untuk esok harinya berangkat ke sekolah untuk bertugas membimbing anak-anak didik saya yang jaraknya sekitar 10km dari rumah??? (jalan kaki karena tidak punya uang untuk beli bensin??? 😀 10km jalan kaki??? berapa jam tuh tiba disekolah?), kemudian, Pendidikan anak saya harus bayar pakai uang darimana, katanya sekolah sekarang gratiiiisss ada dimana-mana tapi kenyataannya sekolah-sekolah masih memungut biaya dengan cara melakukan mengumpulkan orang tua wali murid kemudian meminta pungutan dengan dalih sumbangan untuk kelengkapan administrasi sekolah dengan hukum sumbangan wajib (sumbangan kok wajib 😀 jika anda tidak percaya, silahkan anda survey lapangan dengan menyamar (seperti intel polisi) lalu datang kesekolah contohnya disekolah pinggiran kota madiun bukan dikota madiunnya tapi pinggiran kota).

    Berarti saya harus kerja sampingan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Naaah waktu lagi khaaan yang berbenturan antara waktu untuk menyusun sebuah PTK dengan mencari uang lewat kerja sampingan, lalu kapan rampungnya sebuah PTK itu jika setiap bulan harus mencukupi kebutuhan keluarga guna mencari tambahan pendapatan dari Rp. 185.000,- perbulan itu.

    Bagaimana mau meningkatkan kualitas guru jika gizi guru dan keluarganya tidak tercukupi??? “jika gizi tercukupi maka akan menghasilkan otak yang sehat, apabila otak telah menjadi sehat maka otak akan mampu menerima transfer ilmu”.

    Renungkanlah…

    Monggo dengan senang hati dan sangat gembira jika peraturan di pendidikan diperkuat guna kemajuan pendidikan agar masyarakat kita tidak tertinggal dengan negara-negara lain, tetapi jangan hanya peraturan saja yang diperkuat , kesejahteraan guru yang belum PN pun harus diperkuat, jangan asal cekik sana cekik sini.

    Setiap kali pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pendidikan, semua pihak baik negeri maupun swasta mendapatkan dampaknya pula karena sekolah-sekolah swasta yang ada di indonesia bernaung dibawah departemen-departemen pemerintah.

    Walau bagaimanapun dan apapun kebijakan pemerintah, saya tetap setia pada negara tercinta ini karena saya orang yang taat pada pemerintah dan saya orang yang takut sekaligus tidak rela apabila dibodohi oleh negara-negara lain.

    Mohon dukungan dari rekan-rekan senior dan semoga guru bantu/ honorer tidak diwajibkan untuk menuangkannya kedalam buku kecuali pemerintah mau memberikan tunjangan untuk penelitian dan kesejahteraan yang sesuai terkhusus guru bantu/ honorer. Amin amin yaa rabbal ‘alamin…

  2. Pingback: Public Blog Kompasiana» Blog Archive » Kenapa Guru di Daerah Sulit Meneliti?

  3. Pingback: Kenapa Guru di Daerah Sulit Meneliti? | bloggerbekasi.com

  4. saya grezya di madiun saya ingin mengomentari sekolah anda menurut saya sekolah anda bersih dan nyaman tetapi sekolah anda itu anaknya bandel bandel gtcu!!!!!!!!!!!!!terima kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.