Tak Gendong Kemana-Mana

Pagi ini saya baru saja menagih utang kepada seseorang. Tetapi lagi-lagi orang ini ingkar janji. Seperti biasanya dia mengatakan akan dia bayar bulan besok. Tanpa terasa sudah hampir setahun, janji hanya tinggal janji, dibayar pun tidak. Inilah contoh kasus yang saya dapatkan hari ini dalam hidup saya. Sulit sekali menagih janji orang yang berjanji. Padahal janji itu dia sendiri yang membuatnya, dan dia sendiri yang mengingkarinya. Kalau mau dinyanyiin lagu dangdut bunyinya “Kau yang berjanji kau yang mengingkari”.

Dalam hidup ini terkadang kita sering ingkar janji kepada diri sendiri. Mau insyaf sholat lima waktu kalau nanti sudah jadi orang kaya, tetapi begitu sudah kaya, lupa dech sama janjinya. Boro-boro mau sholat lima waktu, kewajiban zakat dan infak serta sodaqoh saja tak pernah dilakukan. Apalagi membantu orang miskin dan anak yatim piatu.

Orang ini seperti Sa’labah di zaman Rasulullah hidup. Ketika itu Sa’labah meminta kepada Rasulullah untuk di doakan menjadi orang kaya. Rasulullah langsung tidak percaya kepada orang ini, karena baginda Rasul sangat yakin bahwa orang ini nantinya pasti akan ingkar janji. Dari raut wajahnya terlihat sekali wajah suka bohongnya. Pokoknya kredibilitasnya sangat rendah. Sulit untuk bisa dipercaya.

Namun Sa’labah tak berputus asa menemui Rasululllah. Dengan wajah sedih nan memilukan Sa’labah berakting bahwa nanti kalau sudah kaya akan menjadi orang yang dermawan, menyantuni anak yatim dan memberi makan fakir miskin. Rasul pun Luluh hatinya. Berdoalah beliau kepada Gusti Allah supaya Sa’labah kaya. Setelah berdoa, Rasulullah memberikan sepasang domba jantan dan betina yang gemuk-gemuk kayak Omjay (hehehe) untuk diternakkan. Lalu Berterima kasihlah Sa’labah kepada baginda Rasul, dan berjanji akan menjadi orang baik dan dermawan bila nanti telah sukses menjadi orang yang kaya raya.

Tetapi apa mau di kata, beberapa tahun kemudian setelah Sa’labah kaya, ia lupa akan janjinya. Dia lupa kalau dulu pernah berjanji kepada Allah dan Rasulnya. Setelah kaya, bukan malah menjadi dermawan dan taat beribadah, justru malah kebalikannya. Sa’labah menjadi kikir dan sombong. Sholat pun yang dulu rutin, kini mulai ditinggalkan karena kesibukannya yang sangat luar biasa. Maklumlah jumlah domba-dombanya kini sudah sampai jutaan ekor. Sa’labah kini telah menjadi orang terkaya alias konglomerat di kota itu.

Rasulullah menegur Sa’labah, tetapi tak dihiraukannya. Sa’labah telah ingkar kepada janjinya dan bahkan ingkar kepada Allah dan Rasulnya. Kekayaan yang melimpah ruah telah membuat lupa siapa dirinya. Sa’labah akhirnya di tegur oleh Allah melalui Rasul Muhammad, dan kembali menjadi miskin kembali.

Cerita di atas adalah cerita yang pernah disampaikan oleh guru ngaji saya sewaktu saya masih duduk di bangku SD dan mungkin telah sering anda dengar dari para ustadz ketika berceramah. Kalau mau jujur, sekarang ini banyak Sa’labah model baru bertebaran di bumi Indonesia. Banyak di antara kita yang tak sadar bahwa kita telah menjadi Sa’labah. Bukan karena kita telah menjadi kaya, tetapi karena kita tak bisa menepati janji kita kepada diri kita sendiri. Kita terkadang selalu ingkar janji kepada diri kita sendiri. Kita tak memiliki komitmen yang tinggi, dan selalu inkonsistensi tentang apa yang telah kita lakukan.

Bila anda masih miskin, atau ada cita-cita anda yang belum tercapai, jangan salahkan orang lain. Salahkan dirimu sendiri. Jangan pula anda salahkan presidennya. Karena kesuksesan anda bukan karena SBY presidennya atau ibu Megawati presidennya atau pak JK presidennya. Siapapun presidennya anda harus menjadi orang baik dan sukses. Sesukses mbak Surip dengan lagunya “Tak Gendong Kemana-mana”.

Salam Blogger Kompasiana

Omjay

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.