Jakarta baru saja melaksanakan HUTnya yang ke 482 kemarin. Tentu banyak persoalan yang dihadapi kota Jakarta. Kalau kita baca Koran Kompas kemarin, begitu banyak masalah ada di Kota Besar Jakarta, Ibu Kota negara kita. Sebagai orang yang lahir dan besar di Kota Jakarta, tentu saya tak ingin tanah kelahiran saya terkesan kumuh oleh para pendatang yang beradu nasib di kota ini.Jakarta yang dulu mempesona, sedikit demi sedikit hilang oleh banyaknya permasalahan yang menyertainya. Kalau kita baca warta kota atau pos kota, ih ngeri banget hidup dan tumbuh di kota Jakarta. Begitu banyak kemacetan di sana-sini, begitu banyak tempat yang terkena banjir bila hujan datang, dan begitu banyak rumuh kumuh yang berada di belakang hotel megah. Contoh kasus, lihat hotel Indonesia yang sekarang. Terlihat tampak megah dan mewah bila melihatnya dari Bundaran HI, tetapi cobalah anda lihat dari bagan belang, sungguh perbedaan seperti melihat bumi dengan langit.
Dulu waktu saya kecil, begtu banyak pohon dan lapangan ada d Jakarta. sehingga kami dapat bermain, bervanda, dan menikmati indahnya alam dalam suasana hijau dan asri. Kami sekeluarga tinggal di Kebayoran baru Jakarta Selatan, tepatnya di jl Fatmawati dekat pasar Cipete. Kini saya melihat jauh sekali pemandangannya ketika saya kecil dulu.
Saya memang bukan asli betawi, karena ayah dari Bandung, dan Ibu dari Purwakarta. Tetapi sebagai warga negara yang lahir dan dibesarkan di Jakarta tentu saya tak ingin melihat Jakarta di huni oleh para pendatang yang hanya mencari keuntungan pribadi dan tak memiliki rasa untuk mempertahankan kota Jakarta sebagaimana layaknya ibu kota negara.
Jakarta oh Jakarta. Karena begitu berat penderitaan yang kami alami, sehingga kami harus terpental ke pinggiran kota Jakarta. Kini kami tinggal di Jatibening Bekasi. Daerah yang dulu tak pernah banjir, kini terkena banjir pula. Oh Jakarta, kapan saya bisa membeli rumah kembali di Jakarta. menjadi penduduk kota Jakarta lagi. Meski kerja di Jakarta, saya tak lagi melihat, Jakarta Mempesona. Mungkin untuk saat ini entah saat nanti.
Salam Blogger
Omjay
One thought on “Jakarta Yang Tak Lagi Mempesona”