Baru kali ini saya menjejakkan kaki di pulau Kalimantan. Kebetulan saya mendapatkan kehormatan untuk berbagi ilmu PTK dengan teman-teman guru di Pontianak, Kalimantan Barat. Bahagia benar bisa berkunjung ke propinsi yang dialiri sungai Musi dan luasnya pulau Kalimantan yang terkenal subur tanahnya. Indahnya sungai Musi begitu mempesona hati dan sapaan penduduknya yang ramah membuat saya sebagai tamu merasa dilayani dengan baik. Seperti seorang pangeran dari pulau Jawa yang sedang studi banding ke kerajaan Melayu.
Saya pikir pontianak itu jauh dan harus berjam-jam untuk sampai ke sana. Ternyata cuma satu jam 10 menit. Itu sama saja perjalanan saya ke sekolah dari bekasi ke rawamangun. Pantesan saja si encik dan si engkoh di mangga dua biasa bolak-balik jakarta-pontianak, karena ternyata pontianak itu enak, dan jalanannya tak semacet di Jakarta.
Di Pontianak ini saya diminta memberikan materi penelitian tindakan kelas (PTK). Materi yang hanya diberikan untuk para guru yang ingin memperbaiki kualitas pembelajarannya dan memperbaiki kinerjanya sebagai guru melalui penelitian tindakan di kelasnya sendiri. Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah dipercaya untuk menyampaikan materi ini yang bertempat di kantor depag pontianak.
Tadinya saya pikir orang pontianak itu tak suka humor, ternyata mereka senang banget tuh, ketika saya memperkenalkan diri sebagai ketua umum Bloger Imadut (Ikatan manusia Perut Gendut), hehehehe…
Banyak orang melayu dan Cina di sini juga orang dayak dan sebagian banjar. Tetapi rata-rata penduduk di sini adalah keturunan pendatang meskipun lahir di Pontianak. Contohnya teman kuliah saya pak Sadirun, yang menjemput saya di bandara. Beliau bapaknya orang jawa dan ibunya orang sunda. Kalau lihat masyarakatnya, wah kayaknya toto tentrem kertoraharjo, walaupun kata kepala kakanwil depag, pak Restu yang membuka acara, pontianak merupakan kota yang paling banyak ditemukan botol minuman keras (miras), dan peringkat kelima penderita HIV aids, karena banyak “amoynya”. Tapi penduduk pontianak terkenal sangat religius.
saya merasakan banget suasana sholat subuh di sana, sangat ramah dan masjid penuh dengan jamaah.
Ingin rasanya saya bekerja dan tinggal di pontianak, apalagi setelah melihat universitas Tanjungpura yang luas banget. Kayaknya bakalan kurus dech perut saya kalau sering keliling kampus di Tanjungpura. Untuk memastikan saya sudah pernah berkunjung ke sana, maka lihatlah foto saya yang narsis ini dengan pak sadirun. Pokoknya, buat teman-teman yang belum pernah pergi ke pontianak, segeralah berkunjung ke sini. Kota yang unik dan sangat santun penduduknya. Itu kata saya, bagaimana pendapat anda?
Salam Blogger Kompasiana
Omjay