Malam ini rasanya nikmat sekali. Sebuah kenikmatan yang tiada terkira, sulit untuk menuliskannya dengan kata-kata. Kalaupun hamba harus menuliskannya, hamba perlu berpikir keras agar tulisan ini membawa manfaat untuk diri hamba, dan juga teman-teman semua.
Apakah kenikmatan yang tiada terkira itu wahai saudaraku? Kenikmatan yang tiada terkira itu adalah sholat berjamaah. Ya sholat berjamaah!. Melakukan sholat berjamaah adalah sebuah kenikmatan yang tiada terkira. Bila setiap diri menjaga agar selalu sholat berjamaah, tentulah tali silahturahim dan ukhuwah islamiyah diantara kita tetap terjaga. Kita pun akan terbiasa tepat waktu, disiplin, dan mengerti arti sebuah kepemimpinan.
Di era serba canggih sekarang ini, dimana fasilitas untuk beraktivitas semakin mudah dan melenakan membuat kita tak ingin kehilangan rasa nyaman itu. Sehingga bila datang waktu sholat berjamaah terkadang kita selalu menggampangkan. Kita sering mengulur-ngulur waktu yang berakibat kita tak melaksanakan sholat berjamaah.
Mengapa sholat berjamaah itu penting? Mengapa Rasulullah Muhammad SAW selalu mencontohkan dirinya untuk senantiasa sholat berjamaah? Tentu ada rahasia penting dibalik pelaksanaan sholat berjamaah itu. Akan tetapi, mengapakah sulit diri hamba ini untuk selalu melaksanakan sholat berjamaah?
Ketika fajar menyongsong pagi sulit rasanya diri ini terbangun. Terbangun dari tidur pulas ketika adzan subuh yang telah menggema di seantero masjid. Kuping hamba seakan tak mendengar panggilanmu ya Allah.
Ketika waktu dzuhur tiba sulit diri ini untuk sholat berjamaah karena kesibukan kerja di hadapan mata. Hamba takut bos menegur hamba. Hamba takut bila berhenti sejenak bos akan marah.
Ketika waktu sholat ashar tiba sulit diri ini berjamaah karena rapat kantor belum selesai. Banyak pekerjaan yang masih tanggung untuk ditinggalkan. Hambapun tak berani menginggalkannya.
Ketika waktu magrib tiba diri ini pun sedang sibuk dalam perjalanan pulang yang sering dihadang kemacetan. Kemacetan ibu kota yang entah kapan akan berhenti.
Ketika waktu sholat Isya tiba, diri ini sudah keletihan karena perjalanan rumah dan kantor cukup menyita waktu hamba. Kemacetan Jakarta- Bekasi yang luar biasa membuat diri ini terjebak dalam kubangan kemacetan. Badan hamba terasa pegal dan perlu beristirahat sejenak.
Akhirnya hari itu sulit sekali bagi hamba melaksanakan sholat berjamaah.
Wahai Allah pemilik langit dan bumi, maafkan hambamu yang telah melalaikan ini. Hamba berjanji untuk selalu sholat berjamaah disaat sempat maupun di saat sempit. Insya Allah.
Hari ini, hari ini ketika hamba menuliskan ini untuk niat berbagi hamba merasakan benar nikmatnya sholat berjamaah. Tentu 135 pahala hamba dapatkan hari ini. Berbeda bila hamba melaksanakannya sendiri yang hanya mendapatkan 5 pahala. Malaikat pasti mencatat. Allah pasti melihat.
Alangkah nikmatnya bila setiap kali waktu sholat, hamba melaksanakannya dengan sholat berjamaah yang bernilai 27 pahala. Tentu akan banyak pahala dicatat oleh malaikat dari sholat berjamaah hamba. Tentu akan banyak pula amal sholeh yang hamba tabung untuk bekal hamba menuju rumah masa depan.
Bukankah sholat adalah amalan yang akan dihisab terlebih dahulu?
Sebuah renungan dari hamba Allah yang ingin menjaga dirinya agar selalu sholat berjamaah baik di kala sempat maupun sempit.