TULISAN ini diilhami dari film Laskar Pelangi. Dalam film Laskar Pelangi dikisahkan ada seorang guru yang bernama Pak Harfan. Seorang guru yang merangkap kepala sekolah. Hidupnya sangat sederhana dan selalu mengajarkan kepada anak didiknya agar hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-banyaknya. Suatu pesan moral yang sangat dalam bila kita renungkan.
Di zaman serba sulit saat ini tentu sifat egoisme melanda sebagian kita. Banyak orang asyik dengan dirinya sendiri dan tak peduli dengan orang lain. Bagi dirinya berlaku hukum hiduplah dengan menerima sebanyak-banyaknya. Bukan memberi sebanyak-banyaknya. Falsafah hidup ini sekarang telah melanda sebagian dari kita bangsa Indonesia. Kalau saja banyak diantara kita yang memiliki falsafah hidup seperti pak Harfan, tentu negara kita akan gemah lipah loh jinawi. Mengapa?
Coba anda bayangkan bila si kaya selalu memberi kepada si miskin. Memberikan solusi agar hidupnya tidak dilanda kemiskinan. Mengajarkan pada mereka bahwa tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Tentu tidak akan banyak orang miskin di negara kita.
Begitu pun di bidang pendidikan. Bila saja banyak orang pandai memberikan ilmunya, tentang akan banyak orang yang cerdas di negeri ini. Namun, lihatlah apa yang terjadi banyak sekali rakyat kita yang masih bodoh. Bodoh karena memang tak ada yang mengajarinya untuk jadi orang pandai. Karena kepandaian adalah sesuatu yang bisa diajarkan. Kepandaian bisa dilatih dan diajarkan melalui pendidikan.
Lihatlah si yoyo, anak bodoh itu. Melalui pendidikan, sedikit demi sedikit kebodohan yang ada dalam dirinya hilang. Seandainya banyak orang pandai dan kaya di negeri ini mengamalkan ilmu dan hartanya untuk menumpas kebodohan dan kemiskinan tentu negeri ini akan segera mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Suatu masyarakat yang selalu kita idam-idamkan.
Negara kita memerlukan orang-orang seperti pak Harfan lebih banyak. Orang yang tulus ikhlas dalam memberi. Hidupnya diperuntukkan untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-banyaknya. Seperti seorang ibu yang selalu memberi kepada anak kandungnya. Kasih ibu sepanjang masa.
Mungkin kita perlu mendengar lagu anak-anak kembali:
Kasih Ibu kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia.
WIJAYA KUSUMAH, Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya