Enak dan Tidaknya Pergi ke Sekolah Pukul 06.30 Pagi.

Belakangan ini terjadi pro dan kontra tentang dimajukannya jam mulai belajar sekolah di DKI Jakarta dari pukul 07.00 menjadi pukul 06.30 pagi. Banyak yang berteriak lantang untuk menolak dan banyak pula yang justru sangat mendukung. Bahkan hampir seratus persen sekolah di Jakarta mendukung imbauan ini.

Imbauan gubernur DKI agar sekolah mulai belajar pukul 06.30 tentu disambut dengan baik oleh para civitas sekolah baik dari tingkat TK sampai SMA. Mengapa? Karena pihak sekolah menganggap masuk lebih awal merupakan solusi tepat mengurangi kemacetan kota Jakarta. Tak terkecuali sekolah kami yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur.

Bahkan salah satu televisi nasional telah meliput secara langsung (on air) kegiatan kami di sekolah yang sudah lebih dulu mencanangkan sekolah mulai pukul 06.30 pagi. Para pencari berita itu mewawancarai langsung guru, siswa, dan bahkan orang tua siswa. Ada yang menolak dan ada yang menerima himbauan ini. Tergantung dari sudut pandang mana mereka melihat. Semua masuk di akal dan dapat diterima oleh logika kita.

Bagi kami yang sudah terbiasa bangun pagi dan melihat kemacetan Jakarta tentu sangat setuju dengan keputusan gubernur ini. Bangun pagi membuat badan kita sehat dan dapat menghirup segarnya udara pagi kota Jakarta yang masih bersih. Itulah sukanya. Selain itu, berangkat pagi membuat kita lebih aman dan nyaman dalam perjalanan. Mengapa? Dengan berangkat lebih pagi menurut pengalaman saya yang sudah hampir 15 tahun mengajar di sekolah, dapat menghindari macetnya kota Jakarta yang semakin parah macetnya.

Kalau anda tidak percaya buktikan saja. Anda berangkat pukul 05.30  dari rumah dengan anda berangkat pada pukul 06.30 pagi. Apalagi bila anda tinggal di Bekasi atau pinggiran kota Jakarta. Akan terasa benar bedanya. Bahkan beda 5 menit saja jam berangkatnya, sampai di  kota Jakarta bisa berbeda datangnya karena macetnya jalan yang sulit diduga. Karena itu saya sih setuju saja. Karena sekolah saya sudah lebih dulu mensosialisasikan himbauan tersebut. Berdasarkan pengalaman biasanya kemacetan disebabkan oleh jam berangkat sekolah dan kantor yang bertabrakan. Itulah kota Jakarta, kota yang terkenal dengan kemacetannya. Banyak problem di dalamnya.

Jakarta adalah ibu kota negara dan merupakan jantungnya perekonomian negara. Banyak penduduk dari daerah yang bekerja di Jakarta. Kalau kita lihat dari udara menggunakan helikopter di pagi hari, kita akan melihat ribuan orang bergerak dari segala penjuru menuju kota Jakarta. Semua orang bergerak dari pinggiran kota Jakarta menuju pusat kota. Mirip seperti semut yang akan masuk ke sarangnya.

Sebagai warga yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta Timur, sayapun mengalami hal seperti itu. Coba anda bayangkan, bagaimana kalau tol yang panjang itu sudah macet karena banyaknya kendaraan yang berangkat dengan jam yang sama. Sudah dapat diduga kemacetan pasti terjadi. Kalau anda yang menyupir sendiri kendaraan anda, tentu anda akan stress sendiri. Jadi, stress anda justru berada di jalan bukan ada di kantor. Itulah dukanya, bila kita terkena macet.

Teman saya yang tinggal di Surabaya mengatakan,”Walau saya pribadi tidak tinggal di Jakarta, saya setuju banget dengan langkah Pemda DKI Jakarta tersebut. Bahkan di Surabaya sudah lama diterapkan hal seperti itu dan hasilnya sangat positif sekali”. Surabaya sekarang kemacetannya agak berkurang di pagi hari.

Tapi ada juga teman saya yang dari Tangerang berpendapat berbeda, menurutnya kita tidak boleh terbiasa melakukan ini…”menghindari masalah bukan dengan memecahkan sumbernya”. Bahkan teman saya mengatakan, saya sih ndak masalah soal bangun paginya, sekolah di pagikan…Tapi kalau ini dijadikan solusi sebagai kemacetan, ini yang saya tidak setuju”. Lalu diapun melanjutkan, “Oke, secara rasionalnya begini…jam sekolah dimajukan untuk menghindari kemacetan. Sekarang saya tanya, waktu dulu apakah masalah jika sekolah masuk jam tujuh? Tidak khan, karena apa? karena jalanan ndak macet! Dulu kita tinggal di Tanggerang bisa jalan sejam sebelumnya, karena jalanan nggak macet! Tapi, kalau sekarang?? Jangan tanya!!” Nah karena jalanan macet, kita jadi harus berangkat lebih pagi. Rasionalnya, berangkat lebih pagi adalah akibat kemacetan, dan bukan solusi kemacetan. Saya hanya takut, kalau ini diterapkan sementara sumber-sumber keruwetan transportasi massal dan fasilitas tidak dikembangkan, sementara jumlah penduduk terus berkembang maka jalanan akan macet lebih pagi lagi. Maka ketika jalanan macet lebih pagi lagi, solusinya adalah memindahkan jam sekolah lebih pagi lagi (6.00). Kemudian di masa depan masih macet lagi karena terus berkembang dan tak diperbaikinya infrastruktur kota. Macet dijadikan alasan agar berangkat lebih pagi lagi, sekolah dipaksa masuk lebih pagi lagi (5.30). Jangan-jangan ketika anak saya besar dan sekolah SMA dia akan masuk jam 3.00 pagi…itu pun syukur-syukur bukan jam 2.00. Jadi…‘melakukan semuanya lebih pagi bukanlah solusi kemacetan tapi akibat dari kemacetan’. Itulah pendapat teman saya dari Tangerang.

Meskipun apa yang teman saya sampaikan itu bersifat pribadi, tapi masuk diakal juga apa yang beliau sampaikan. Jadi pemerintah, khususnya pemda DKI harus juga memikirkan infrastruktur yang ada di kota Jakarta. Mencari solusi kemacetan dan memperluas jalur-jalur alternatif atau membuat jalan layang, baik fly over maupun under pass. Saya yakin pihak Pemda sudah melakukan hal itu.

Namun untuk saat ini, memajukan jam sekolah pukul 06.30 merupakan solusi tepat disaat yang tepat, di awal semester genap sekolah, yang tak memerlukan banyak biaya dibandingkan memperbaiki fasilitas kota Jakarta untuk mengurangi kemacetan. Kalau dihitung-hitung bisa milyaran rupiah duit Pemda keluar untuk memperbaiki jalan.

Oleh karena itu, himbauan Gubernur DKI Jakarta bapak Fauzi Bowo agar jam mulai belajar sekolah dimajukan menjadi pukul 06.30 pagi sangat masuk akal dan tidak perlu ditolak untuk tidak dilaksanakan. Mungkin ini akan jadi solusi mengatasi macetnya kota Jakarta yang semakin hari semakin padat saja. Kita lihat dan evaluasi di semester ini.

Semoga kita semua dapat memahami himbauan ini yang sudah tertuang dalam peraturan Pemda DKI Jakarta. Semoga pula dengan diberlakukan peraturan ini, nggak ada lagi deh yang terlambat karena alasan “macet”,ya kan? Walaupun ini tidak mudah, tapi kita bisa melakukannya dengan keihklasan hati untuk melakukannya. Bukankah ini baik untuk pendidikan putra-putri kita yang akan beranjak dewasa?

Wijaya Kusumah, Pendidik

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

One thought on “Enak dan Tidaknya Pergi ke Sekolah Pukul 06.30 Pagi.

  1. Dulu aku berangkat ke kantor setelah mbaca koran.

    Sekarang sudah lebih dua tahun ini aku mbaca korannya di kantor. Hmm enaknya bangun pagi dan berangkat ke kantor pagi2.

    Cuek aja sama yang suka nggodain,”mau ngepel dulu pak?”

    He..he..he…

    Aku tidak mempermasalahkan hubungan antara kemacetan dan bangun pagi, tapi bahwa bangun pagi dan berangkat pagi itu menyenangkan.
    Itu saja.

    Salam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.