Hari minggu ini saya full menemani anak-anak. Memperhatikan tingkah polah mereka. Kadang akur, kemudian bertengkar, lalu akur lagi. Mirip bangsa Palestina dan Israel. Perang lagi, akur lagi. Tapi memang harus ada yang mengalah. Peperangan harus dimusnahkan dari muka bumi dengan cara, salah satu harus ada yang mengalah. Jangan biarkan wanita dan anak-anak menjadi korbannya. Peperangan harus didamaikan, persis seperti kita mendamaikan anak kita yang sedang bertengkar. Biasanya kita selalu mengatakan, kakak harus mengalah sama adek. Adek harus menghormati kakak. Kalau sudah demikian, biasanya mereka mulai mengerti dan melakukan perdamaian, walaupun kadang kala sifatnya masih sementara. Masih ada yang merasa diperlakukan kurang adil.
Dalam tulisan ini saya tak hendak membahas tentang perang Israel-palestina. Karena sudah banyak yang menuliskannya. Saya berdoa semoga perang ini cepat selesai. Saya lebih fokus kepada perkembangan anak-anak kita di negeri ini. Negeri kita yang juga harus diperhatikan. Ada keprihatinan di dalamnya yang bukan ditujukan kepada pejabat negara, tetapi ditujukan untuk kita semua.
Ceritanya begini. Sore ini saya menonton acara televisi “IDOLA CILIK” di RCTI. Acaranya bagus, anak-anak dididik untuk berani tampil di panggung. Melatih Bakat dan Minat mereka di dunia tarik suara. Namun, ada yang membuat saya miris. Lagu-lagu yang mereka nyanyikan kebanyakan lagu-lagu orang dewasa. Apakah takada lagi lagu anak-anak yang diproduksi? Apakah pencipta lagu anak-anak sudah punah di negeri ini? Apakah para perancang acara itu tidak melihat psikologi perkembangan diri dari anak-anak Indonesia?
Terus terang hati saya terguncang. Saya galau. Saya takut anak-anak yang belum waktunya dewasa itu, dipaksa untuk menjadi orang dewasa dengan menyanyikan lagu orang dewasa. Kecanggihan teknologi informasi memang tak bisa dihentikan. Kreativitas memang tak boleh hilang. Tapi apakah tak ada cara lain agar anak-anak kita diarahkan kepada hal-hal yang sesuai dengan lagu-lagu anak-anak???
Saya tak ingin anak bangsa ini ternodai karena ulah segelintir orang. Sebagai pendidik saya tak ingin anak-anak yang masih polos dan lugu itu menyanyikan lagu orang dewasa yang menurut saya kurang pas dinyanyikan oleh anak-anak. Anak-anak adalah anak-anak, dan bukan orang dewasa.
Sudah tidak adakah pencipta lagu anak-anak di negeri ini? Sampai-sampai acara se-populer IDOLA ANAK harus menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Apakah perancang acara ini tidak bisa mengajarkan mereka untuk menyanyi sesuai dengan umur mereka? Apakah memang anak-anak kita sudah tidak bisa lagi menyanyikan lagu anak-anak seperti eranya JOSHUA atau PUPUT MELATI?
Saya tak tahu. Saya hanya ingin mengajak para seniman untuk berlomba membuat lagu untuk anak-anak. jangan biarkan anak-anak kita dewasa sebelum waktunya. Biarkan mereka tumbuh alamiah. Hidup dalam dunianya yang penuh warna yang semuanya indah. Seperti lagu “lihat kebunku semuanya indah”.
Mungkin kita perlu pak/ibu kasur, A.T. Mahmud, atau papa T bob lebih banyak. Kita memerlukan pencipta lagu anak-anak yang populer. Jangan satukan lagi anak-anak dengan lagu orang dewasa, walaupun mungkin ada keterkaitan. Harus dapat kita bedakan, mana konsumsi untuk anak, dan mana konsumsi untuk orang dewasa.
Karena itu, melalui tulisan ini, Yuk mari sama-sama menciptakan lagu untuk anak-anak kita. Jangan biarkan mereka menyanyi yang bukan diperuntukkan untuk konsumsi anak-anak. Mampukah kita membuatnya? Mampukah kita menciptakannya? Mampukah kita membuat mereka menyanyi sesuai dengan dunianya? Semua itu berpulang kepada kita dengan selalu fokus memperhatikan dunia anak-anak. Dunia yang penuh dengan permainan dan impian.
Dunia anak adalah dunia bermain. Buatlah lagu yang mendidik anak untuk belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar. Belajar mengerti akan kehidupan untuk selalu berbuat kebaikan. Seperti para pendahulu kita yang menciptakan lagu untuk anak dan tak hilang dimakan zaman. Seperti ambilkan bulan bu, aku seorang kapitan, anak gembala, kampung halamanku, Amelia, dan lain-lain. Bisa anda lihat di Wiki dengan url http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Lagu_Anak.
Semoga dengan tulisan ini kita menjadi lebih peduli dengan perkembangan anak-anak kita. Labih perduli untuk membuat lagu-lagu yang bermutu untuk dunia mereka. Jangan biarkan lagi anak-anak mendengar lagu-lagu yang bukan konsumsinya. Saya terenyuh ketika Ustadz Hamami membuat lagu. Beliau membuat lagu yang sangat mendidik. Saya beli kasetnya dan saya suruh anak saya menyanyikannya. Enak di dengar, tentram di hati, dan anak pun dididik untuk mengamalkan ajaran kebaikan.
Saya berharap, sekali lagi berharap akan muncul pencipta lagu anak-anak yang bermutu dan ciptaannya bertahan sepanjang zaman. Bukan lagu ngak, ngik, ngok yang cuma tenar sebentar, lalu hilang dari peredaran.
5 thoughts on “Langkanya Pencipta Lagu Anak-anak”