BANJIR LAGI…BANJIR LAGI…..
Pagi ini hujan turun sangat deras. Rasanya malas banget pergi ke sekolah. Tapi, demi komitmen masuk sekolah 6.30 pagi, maka saya paksakan diri berangkat dari rumah di Jatibening menerjang hujan yang cukup deras. Awalnya… nikmat benar naik sepeda motor, menerobos mobil-mobil yang terjebak kemacetan. Namun…..apa mau di kata.
Untung tak dapat diraih Malang tak dapat di tolak, ditengah jalan menuju arah Klender motor saya terjebak banjir dan mesinnya langsung mati. Lalu apa yang terjadi? Di tengah hujan deras itu saya mendorong sekuat tenaga dan memarkirkan motor saya yang sudah kemasukan air cukup banyak. Akh …. lemes dech badan ini!
Lewat handphone, saya SMS pimpinan sekolah kalau saya terpaksa datang terlambat dan memberitahukan kalau motor saya mogok di jalan menuju ke sekolah. Ternyata banjir membuat saya tidak bisa komitmen dengan aturan sekolah yang harus masuk 06.30 pagi. Saya lihat, banyak anak sekolah yang ikut terjebak banjir dan macetnya jalan karena kendaraan tak bisa berjalan cepat.
Banjir lagi…banjir lagi. Rasanya kata-kata itu yang tepat untuk ditujukan kepada para pejabat. Rakyat digusur, rakyat ditegur, tapi adakah yang berani menegur pejabat yang masih mendengkur? Di tengah banjir dan macetnya ibu kota. Di tengah semerawutnya instalasi saluran air dan sampah-sampah berserakan. Tak terlihat pejabat kota menyaksikan rakyatnya menderita. Dari amukan hujan deras dan banjirnya kota Jakarta. Dari banyaknya kendaraan yang terjebak banjir dan macetnya ibu kota di pagi hari ini.
Tak terlihat para pejabat yang menyuruh kita bangun pagi. Mungkin sementara ini mereka sedang asyik ngopy dan menonton televisi. Semoga kalimat ini tidak benar. Semoga uneg-uneg saya ini tidak benar. Semoga para pejabat itu benar-benar bekerja untuk rakyatnya. Merapihkan kota Jakarta yang rutin tiap tahun dilanda banjir. Lalu Semoga pula para pejabat itu mendengar dan membaca tulisan ini. Dari seorang guru yang berangkat pagi untuk mencerdaskan anak negeri, tapi terhadang oleh banjir.
Banjir lagi…banjir lagi…… Saya tuntun motor bebek saya. Letih, lemas, lesu bersatu padu berubah menjadi senyuman ketika di depan sana telah buka bengkel motor langganan saya. Untunglah mereka juga bangun pagi, dan mendapat rezeki di pagi hari ini.
Bagaimana dengan anda???
Wijaya Kusumah, Guru SMP Labschool Jakarta
One thought on “BANJIR LAGI…BANJIR LAGI…..”