Menulis Membuatku Menangis

Menulis membuatku menangis. Bukan karena aku cengeng, tapi aku terharu dengan kerja keras dan ikhlas para guru ini.

Terbayar sudah perjuanganku selama ini dengan pergi ke Kuta Bali.

Di sana kutemui guru guru yang mau belajar sepanjang hayat. Hanya memberi tak harap kembali.

Mereka menulis dari apa yang disukai dan kuasai. Mereka terlihat bahagia dengan karyanya sendiri.

Tak kenal lelah membuat karya. Inovasi pembelajaran dibuatnya dari pengalamannya mempersiapkan anak negeri.

Di saat orang lain tertidur lelap, mereka terjaga dan menuliskan hasil karyanya yang luar biasa.

Menulis membuatku menangis. Ketika mendengar langsung kisah guru dari raja ampat papua barat.

Tak ada fasilitas bola pimpong di sana. Tak ada media untuk bermain pingpong. Bola pingpong masih mahal di raja ampat.

Namun karyanya membuat siswanya pintar bermain tenis meja. Amaging!

Bola dibuat dari kertas bekas. Mirip dengan aslinya. Karyanya yang fenomenal itu mengantarkannya ke Hotel Mercure di kuta bali.

Kita semua finalis inobel sudah sampai rumah. Beliau masih dalam perjalanan menuju raja ampat. Sungguh perjuangan seorang guru yang membuatku terharu.

Akhirnya menulis membuatku menangis dalam eforia inobel tahun ini. Jadilah guru tangguh berhati cahaya.