Menangis Sesunggukan di Malam Kemerdekaan

13135366561497021650Saya menangis sesunggukan di malam kemerdekaan ini. Menangis bukan karena cengeng tapi terharu. Bangsa ini belum sepenuhnya merdeka. Bangsa ini sebenarnya masih terjajah oleh bangsanya sendiri. Kewajiban kitalah sebagai warga negara Indonesia untuk memerdekakannya. Kita harus bersatu, dan tidak lagi tercerai berai seperti dulu. “Berpegang teguhlah kamu kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu tercerai berai”.

Sebagai seorang guru saya akan mempersiapkan calon peserta didik yang siap memerdekaan bangsa ini dari kebodohan dan kemiskinan. Mereka-mereka yang bekerja tanpa pamrih demi kejayaan ibu pertiwi. Mereka yang bekerja karena Allah, dan bukan karena uang semata.

Kebodohan dan kemiskinan adalah musuh utama kita. Oleh karenanya kita harus berjamaah mengusirnya. Jangan berjuang sendiri- sendiri apalagi melakukan korupsi, dan melakukan sikap kurang terpuji.

Kejujuran harus menjadi panglima di negeri ini. Kejujuran harus ada dalam rumah, dan keluarga kita masing-masing. Karenanya, tugas orang tua amat berat dalam menanamkan dan menyuburkan kejujuran di rumah.

Saya tersenyum kecut ketika menyaksikan acara Jakarta Lawyer Club (JLC) di Tvone. Sudah sulit kita temui orang yang jujur. Orang jujur akan hancur bila dia tidak lentur terhadap benturan ular naga. Seekor binatang ganas  yang keserakahan menjadi makanan utamanya. Kita harus hati-hati menghadapinya, sebab perangkapnya amatlah licik. Salah-salah kita akan masuk buih dari ketidakcermatan kita dalam melangkah.

Lewat ponsel jadul ini saya berusaha mencari solusi untuk kemajuan negeri di masa depan. Guru harus memiliki peran penting dalam mengisi kemerdekaan, dan melawan korupsi. Guru harus berdiri paling depan melawan ketidakujujuran. Jangan sampai banyak korban bergelimpangan karena kita terperangkap dengan kebohongan.

Biarlah Gayus dan Nazarudin yang dikorbankan, tapi publik semakin tahu bahwa kebohongan pada akhirnya akan ketahuan, kebenaran akan menang. Kita tak perlu ikutan menjadi pembohong ulung. Kita harus mampu mengawal kejujuran agar terus merdeka dan bertengger dalam singgasana manusia yang bijak dan berkeadilan.

Hal yang harus kita lakukan adalah menjadi orang jujur yang dinantikan, dan mencari pemimpin yang mampu jujur dan berbuat adil untuk memimpin bangsa ini. Seperti sifat kenabian Muhammad SAW yang memiliki sifat siddiq, tabligh, amanah, dan fathonah (STAF). Adakah pemimpin yang seperti itu pada saat ini?

Tugas saya sebagai seorang pendidik cukup berat. Guru harus mampu menyiapkan pemimpin masa depan yang memiliki sifat kenabian. Namun yang paling berat adalah bila saya tak menjadi contoh atau teladan bagi peserta didik saya. Keteladanan harus diperlihatkan agar peserta didik melihat inilah figur yang patut dibanggakan. Mulailah dari diri kita masing-masing, karena setiap kamu adalah pemimpin. You are Leader!

Di malam Ramadhan ini saya menangis sesunggukan. Memohon ampunan kepada pemilik langit dan bumi. Seraya berdoa agar negeriku indonesia segera merdeka dari korupsi dan kebohongan. Dari mereka yang licik dan berpikir picik, dan tak pernah mau berpihak kepada wong cilik.

Selamat hari kemerdekaan negaraku. Di usiamu yang sudah 66 tahun semestinya sudah tak ada lagi kebodohan dan kemiskinan. Namun sayang, akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, kita pun masih menyaksikan ketidakadilan terjadi di sana-sini, dan korupsi berjamaah masih merajalela di negeri ini. Bau busuknya tercium, tapi sulit dicari dimana bangkainya.

Akhirnya, saya masih harus menangis sesunggukkan untuk negeriku Indonesia. Semoga dan semoga kejujuran selalu menyertai para pemimpin kita, dan keadilan merata di seluruh pelosok nusantara. Dengan begitu kebodohan dan kemiskinan dapat diberantas, sebab tak ada lagi korupsi dan kebohongan. Semua berjalan dalam rel yang lurus, dan sesuai dengan tujuan pembukaan UUD 1945 yang seringkali kita bacakan di saat-saat upacara bendera. Dirgahayu Indonesiaku.

Salam blogger persahabatan

Omjay

https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.